PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KADER DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI STROKE PRA – RUMAH SAKIT

Abstrak

Latar belakang: Manajemen stroke pra-rumah sakit sampai saat ini kurang optimal, sehingga menimbulkan keterlambatan dari onset gejala hingga pemberian pengobatan pada pasien stroke. Peningkatan penanganan pra rumah sakit dapat dilakukan dengan melatih kader.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan terhadap keterampilan kader dalam melakukan deteksi dini stroke pra rumah sakit.
Metode: Desain dalam penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one group pra-posttest design. Sampel pada penelitian ini yaitu kader Desa Gisikcemandi dengan kriteria inklusi 1) bersedia menjadi responden, 2) aktif sebagai kader. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 30 responden. Intervensi yang diberikan adalah pelatihan tentang deteksi dini stroke pra-rumah sakit, dengan mengukur keterampilan kader dalam melakukan deteksi dini stroke. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS yaitu uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rerata usia responden adalah 43,37 tahun (SD±6,8). Sebelum dilakukan pelatihan sebagian besar 83% (25) responden memiliki keterampilan praktik mekanisme, dan 17% (5) responden dengan tingkat keterampilan praktik terpimpin. Sesudah dilakukan pelatihan tentang deteksi dini stroke, kemampuan responden berubah menjadi 63,34% (19) responden dengan tingkat keterampilan adopsi, 33,33% (10) responden praktik mekanisme dan 3,3% (1) responden dengan tingkat keterampilan praktik terpimpin. Hasil Z-score – 4,796 dengan p value = 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan deteksi dini stroke pada kader.
Implikasi: Ada pengaruh pelatihan terhadap keterampilan kader dalam melakukan deteksi dini stroke pra-rumah sakit. Perlu dilakukan pelatihan deteksi dini stroke secara berkelanjutan serta dilakukan evaluasi terhadap efektivitas pelatihan dalam jangka panjang